Roy Suryo, UTS Insearch, University of Technology Sydney
Eks Menpora itu mengaku telah melakukan penelusuran ke Australia dan menemukan perbedaan data, namun belum ada verifikasi resmi.
Isu mengenai riwayat pendidikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, kembali menjadi sorotan publik setelah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo melakukan penelusuran ke Australia. Dalam unggahannya di media sosial, Roy mengklaim telah mendatangi lembaga pendidikan yang disebut sebagai tempat Gibran menempuh studi, yaitu UTS Insearch yang berafiliasi dengan University of Technology Sydney (UTS).
Roy menyebut menemukan sejumlah perbedaan data dan informasi terkait status kelulusan Gibran. Ia mengatakan, penelusuran tersebut menunjukkan bahwa program yang diikuti bukan merupakan jenjang pendidikan formal seperti yang disebutkan sebelumnya.
Meski begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak UTS Insearch maupun klarifikasi langsung dari Gibran mengenai temuan yang disampaikan Roy Suryo. Sejumlah pihak juga menilai langkah Roy sebagai bagian dari dinamika politik menjelang tahun-tahun penting pemerintahan baru.
Pakar hukum dan pengamat politik mengingatkan masyarakat untuk menunggu klarifikasi dan verifikasi resmi dari lembaga terkait sebelum menarik kesimpulan. Mereka menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam menyebarkan informasi yang belum pasti agar tidak menimbulkan disinformasi di ruang publik.
Sementara itu, kasus ini menunjukkan bagaimana isu pendidikan dan integritas pejabat publik bisa menjadi sorotan besar dalam politik Indonesia, terlebih di era digital yang membuat informasi cepat menyebar sebelum sempat diverifikasi.
Kronologi & Tuduhan
-
Roy Suryo melakukan penelusuran ke UTS Insearch (yang terkait dengan University of Technology Sydney/Sydney, Australia) untuk memverifikasi riwayat pendidikan Gibran.
-
Ia mengklaim bahwa dari hasil verifikasi langsung ke institusi tersebut, “99,9%” yakin Gibran tidak pernah lulus dari UTS Insearch dan bahkan tidak memiliki ijazah SMA.
-
Roy menyatakan bahwa Gibran hanya mengikuti program “kursus bahasa Inggris” selama sekitar 6 bulan di UTS Insearch, bukan program diploma atau setara SMA seperti yang diklaim.
-
Ia menyoroti bahwa surat penyetaraan ijazah yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) pada tahun 2019 menyebut Gibran lulus “Grade 12” atau setara SMK berdasarkan UTS Insearch tahun sekitar 2006—yang menurut Roy adalah kejanggalan karena jarak waktunya dan formatnya.
Dampak & Pernyataan
-
Roy menyebut bahwa jika benar Gibran tidak memiliki ijazah SMA atau setara, maka status politiknya layak dipertanyakan (misalnya syarat kelayakan jabatan).
-
Lilitan isu tersebut memunculkan kecaman dari pihak yang meyakini posisi Gibran terancam, serta pihak yang menuduh Roy melakukan manuver politik.
Catatan penting
-
Tuduhan ini sejauh ini klaim oleh Roy Suryo dan belum dipastikan secara independen (atau setidaknya belum banyak publikasi yang menunjukkan keputusan hukum final terkait klaim tersebut).
-
Artikel menyebut “bukti” yang diklaim oleh Roy, namun detail lengkap mengenai bukti tersebut (dokumen, audit institusi, data resmi) belum terbuka secara publik atau diverifikasi secara independen dalam liputan yang saya temukan.
-
Isu ini berada dalam ranah politik dan pendidikan tinggi asing, sehingga kebenaran dan implikasi hukumnya masih terbuka untuk diperdebatkan.
Author: Harum108 X Cakrawala Nusantara
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.